Yuk Bagikan di Sosmed Kamu

Sering dianggap hal yang aman, sedot lemak (liposuction) kerap menjadi jalan pintas untuk menghilangkan lemak di tubuh. Sedot lemak merupakan salah satu prosedur operasi plastik yang paling populer di dunia. Meski begitu, ada beberapa risiko yang perlu kamu ketahui.

Prosedur sedot lemak dilakukan untuk menghilangkan timbunan lemak yang sulit dihilangkan dengan olahraga dan diet. Sedot lemak juga dapat dilakukan di berbagai area tubuh, seperti perut, lengan, paha, bokong, dan wajah.

Apa Saja Risiko Sedot Lemak?

Risiko operasi sedot lemak telah diteliti oleh berbagai peneliti. Hasilnya, risiko kematian dibawah 0,5%. Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Plastic and Reconstructive Surgery pada tahun 2019 menemukan bahwa risiko infeksi setelah operasi adalah sekitar 1,6%, pendarahan adalah sekitar 1,2%.

Risiko kerusakan saraf adalah sekitar 0,2%, kerusakan organ sekitar 0,1%, kulit kendur 10%. Risiko lainnya seperti embolisme lemak 0,03%. Efek lainya berupa reaksi alergi terhadap obat bius adalah sekitar 0,1%. Terakhir, yang terparah adalah kematian sekitar 0,003%.

Meskipun liposuction dianggap sebagai prosedur yang aman, namun ada beberapa risiko yang perlu diketahui sebelum memutuskan untuk melakukannya. Berikut ini adalah beberapa risikonya:

Infeksi

Infeksi merupakan risiko yang paling umum terjadi setelah operasi liposuction. Area infeksi biasa terjadi di area sayatan, di dalam jaringan lemak, atau di aliran darah. Infeksi dapat menyebabkan gejala seperti nyeri, bengkak, kemerahan, dan demam.

Pendarahan

Pendarahan juga merupakan risiko yang umum terjadi setelah operasi. Area pendarahan dapat terjadi di area sayatan atau di dalam jaringan lemak. Pendarahan yang parah dapat menyebabkan komplikasi yang serius, seperti anemia, syok, dan bahkan kematian.

Kerusakan saraf

Kerusakan saraf juga dapat terjadi selama operasi. Mati rasa, kesemutan, atau kelemahan pada area yang terkena jadi salah satu efek dari kerusakan saraf. Dalam kasus yang jarang terjadi, kerusakan saraf dapat bersifat permanen.

Baca Juga:

Tips Mencegah Hipertensi Pada Ibu Hamil

Manfaat Sarapan Telur Rebus

Kerusakan organ

Kerusakan organ juga dapat terjadi selama operasi liposuction. Hal tersebut dapat terjadi jika alat yang digunakan dokter mengenai organ internal, seperti ginjal, hati, atau usus. Dalam kasus yang jarang terjadi, kerusakan organ dapat menyebabkan komplikasi yang serius, seperti kematian.

Kulit kendur

Kulit kendur juga dapat terjadi setelah operasi . Penyebabnya bisa terjadi jika lemak yang disedot terlalu banyak atau jika kulit tidak cukup elastis.

Embolisme lemak

Embolisme lemak adalah kondisi yang terjadi ketika gumpalan lemak terbawa ke aliran darah dan menyumbat pembuluh darah. Emboli lemak dapat menyebabkan gejala seperti nyeri dada, sesak napas, dan pingsan. Dalam kasus yang jarang terjadi, embolisme lemak dapat menyebabkan kematian.

Kematian

Kematian merupakan risiko yang paling langka terjadi setelah operasi. pasien meninggal karena operasi liposuction dapat terjadi akibat komplikasi yang serius, seperti infeksi, embolisme lemak, atau reaksi alergi.